PUTRA LIYA TOGO

PUTRA LIYA TOGO
HONARI MOSEGA

20100523

WANGWANGI-
Kabupaten Wakatobi, selain memiliki obyek wisata berupa taman di bawah laut yang terindah didunia, juga terdapat aneka ragam obyek wisata budaya . Salah satunya adalah Benteng Liya di Desa Liya Togo Kecamatan Wangiwangi Selatan. Pada obyek wisata ini terdapat situs peninggalan sejarah, namun benteng tersebut sedikit luput dari perhatian pemerintah, dan belum sepenuhnya mendapat sentuhan dan perbaikan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

La Ode Nuru, salah seorang tokoh masyarakat, yang juga pemerhati peninggalan sejarah menuturkan, Benteng Liya merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Di dalamnya terdapat banyak benda-benda peninggalan situs sejarah, seperti meriam, masjid peninggal Kesultanan Buton, kuburan Talo-Talo dan ada banyak tempat bersejarah yang menjadi bukti sejarah peradaban Islam di Liya.

Namun, karena kurang terawat, maka situs tersebut tinggal menyisahkan kumpulan-kumpulan batu berserakan. Dia menambahkan, kuburan ini oleh masyarakat setempat juga dianggap tempat yang dikeramatkan, sehingga pada saat-saat tertentu sering dikunjungi masyarakat untuk meminta restu, bila ada hajatan, semisal Pilcaleg.

”Sebelum Pemilu legislatif lalu, banyak Caleg yang datang meminta wangsit di benteng tersebut,” ujar La Ode Nuru bersemangat. Menurutnya, benteng Liya merupakan obyek wisata andalan di Wakatobi, karena letaknya sangat strategis, dekat dengan jantung kota, berada diatas puncak tertinggi Pulau Tomia.

”Bila berada ditempat itu, kita akan melihat hamparan laut lepas, juga nampak dikejauhan karang Pulau Kaledupa dan Pulau Tomia, dan Pulau Binongko. Bahkan sesekali Pulau Runduma juga bisa nampak. Yang menarik lagi, suasana didalam benteng itu sangat Asri, dingin dan sejuk karena masih terdapat pepohonan besar yang masih terjaga, tidak bisa ditebang,” paparnya.

Berdasarkan informasi Kepala Desa Liya, LaOde Mane, yang paling mendesak untuk direhabilitasi adalah pemugaran pagar benteng dan penataan benda-benda bersejarah. ”Sekaligus areal parkir kendaraan pengunjung dan tangga naik menuju kuburan keramat, sehingga memudahkan wisatawan melihat lebih dekat lagi,” katanya.

La Kii warga setempat menuturkan, pengunjung benteng cukup banyak, dan biasanya mencapai puncak menjelang musim naik haji. Menjelang keberangkatan jamah haji, banyak calon jamaah haji beserta keeluarganya mengadakan acara hajatan didalam benteng.

Untuk itu, La Kii berharap Pemda Wakatobi menganggarkan pembangunan rehabilitasi dan renovasi Benteng Liya tersebut. ”Disini belum ada tempat parkir kendaraan, dan jalan kepekuburan saat musim hujan sangat licin karena belum sepenuhnya di buatkan jalan setapak,” imbuhnya. (p2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar